Anak Punk
Berhati Pink
Suatu ketika, Jaka dan
temannya mempunyai khayalan untuk membangun sebuah rumah singgah. Meskipun
mereka anak2 jalanan tapi mereka berhati mulia. Keinginan itu ada sejak mereka
membentuk sebuah club anak punk, dengan nama ‘pink-nya punk’.
Hmmm…..keliatannya seperti tak mungkin, tapi mereka
sering bilang kalo hidup itu berawal dari mimpi. Dan hidup pasti akan berubah. Jaki
, saudara kembar Jaka ingin sekali membantu teman-teman yang sama seperti mereka.
Tiba-tiba datanglah Susi, teman Jaka dan Jaki juga.
“wooiiii…..pada ngapain nihh?? Seriuss amat…”
Tapi semuanya hanya menggeleng-geleng kepala. Kemudian
Susi menawarkan nasi bungkus yang dibawanya pada anak-anak punk yang lain.
“weeee,,,,makan nih..!!” kata Jaka.
Dengan lahapnya mereka makan nasi bungkus itu,
meskipun hanya dengan lauk seadanya.
Tapi inilah hidup mereka, di jalanan , melawan
kerasnya kehidupan. Andai mereka dapat memilih, pasti mereka lebih memilih jadi
orang kaya saja, euummm….atau jadi koruptor, biar masuk lapas tapi tetap bebas.
Tapi mereka tak pernah mengeluh dengan kenyataan yang ada.
Apapun yang terjadi mereka selalu hadapi bersama,
mereka selalu bisa tersenyum bersama, canda tawa selalu menghiasi hari mereka.
Beban pun tak terasa jika dilewati bersama. Setelah selesai makan mereka pergi
ke kota untuk ngamen. Salah satu usaha agar mereka tetap bisa bertahan hidup
dan bisa makan. Kebersamaan mereka yang patut kita tiru. Solidaritas yang
tinggi mereka, membuat kita sadar bahwa
hidup ini membutuhkan teman. Sering kali mereka dianggap orang-orang aneh, atau
orang-orang yang mengganggu ketenangan warga. Tapi mereka tak seperti itu. Tak
peduli apa kata orang, asal mereka sendiri tidak membuat onar.
Dari lampu merah ke lampu merah lagi, dari satu mobil
ke mobil yang lain mereka hampiri, dengan menyanyikan lagu.
“ hey kawan-kawan…kayanya hasil kita hari ini lumayan banyak nih, cukup
lah buat makan siang” ujar Jaka, sebagai kepala suku dari ‘pink-nya punk’.
Semuanya serentak menjawab “ok bossss…!!”.
Tiba-tiba Jaka merasa kehilangan Susi, ternyata Susi
sedang kebelet pipis. Wajarlah Jaka merasa cemas karena Jaka menaruh hati pada
Susi selama ini. Seperti kisah anak SMU saja. Ditengah kebingungan Jaka, Susi
pun datang dengan Dewi. “ehh maaf ya nunggu lama..kebelet pipis” ucap susi. Jaka
hanya bisa tersenyum lega melihat kedatangan Susi.
“gimana sih loe?? Si Jaka kan cemas ma loe,,,” kata Jaki.
Susi hanya bisa tersipu malu mendengar ucapan Jaki. Calon adik ipar,,,,!
Hee.
Setelah itu mereka
ngamen di tempat biasa yang sering mereka datangi. Disana mereka bertemu dengan
Saleh, mantan anak punk yang sudah insaf jadi orang baik-baik. Bukan tidak
mungkin jika seorang anak punk bisa insaf juga. Saleh terlihat lebih alim dari
sebelumnya, dan dia pun sudah menikah dengan anak seorang pengusaha kaya. Nasib
baik bagi Saleh. Namun, meski Saleh sudah berubah menjadi alim, dia tetap ingat
saat masih bersama dengan anak-anak punk di jalanan. Dan mereka ngobrol-ngobrol
untuk mengenang masa lalu, dan Saleh pun memberi semangat pada teman-teman yang
lain untuk tetap berjuang menghadapi hidup yang keras ini.
Hidup ini memang ironis, apa yang menurut kita
mustahil, tapi bisa saja terjadi dengan kehendak Sang Pencipta.
“eh Saleh…loe beruntung banget bisa jadi konglomerat
dadakan gini,,punya mobil mewah,rumah gede, istri yang cantik pula,,,hebat loe
Leh,,” ucap Toni sambil menepukan tangan ke bahu Saleh.
“ya bisa lah bang…saya juga gak mengira bisa seperti ini.” Jawab Saleh dengan tenang. Memang
benar sekali apa yang telah diucapkan Saleh, semuanya bisa saja berubah.
Jaka dan kawan-kawan nampaknya sangat merindukan
Saleh, tak terasa jam makan siang sudah tiba. Karena Saleh sudah jadi
konglomerat, maka kawan lamanya ditraktir makan siang oleh Saleh.
“sering-sering aja Leh kaya gini…..jadi kita gak usah keluarin keringat buat
cari makan” ucap Dewi pada Saleh sambil melempar senyuman manis padanya.
“ya entu
sih pengenya loe wi…gak kerja keras tapi makan enak..hukkhhh….mimpi kali neng”,kata
Toni,cowoknya Dewi.
Canda tawa mereka selalu
diingat oleh Saleh, karena sebelum Saleh sukses merekalah yang selalu menemani
dan menghibur Saleh.
Seketika itu ada yang menelpon Saleh, partner bisnis
Saleh ingin bernegosiasi, akhirnya Saleh harus pamit pergi dengan rasa rindu
yang masih tersisa dihatinya.
“duh orang sibuk nih..sukses terus bray”….do’a Jaka
pada Saleh. Ternyata ada juga teman kita yang udah sukses. Ketika mereka sedang
beristirahat, Jaki melihat ada ibu-ibu yang sedang dihadang penjambret, dengan
sigap Jaki berlari dan memukuli sang penjambret. Cita-cita Jaki memang ingin
menjadi seorang polisi. Tak heran jika Jaki sangat tanggap terhadap tindakan
criminal. Sang korban sangat berterimakasih pada Jaki, sambil terucap do’a agar
cita-cita Jaki bisa tercapai.
Anak-anak punk ini memang terlihat sangar dari luar,
namun hati mereka baik, dan berjiwa social tinggi. Siang mulai berganti menjadi
sore, matahari mulai tenggelam. Mereka mulai merasa lelah dan ingin
beristirahat. Tak ada tempat yang layak seperti yang mereka impikan selama ini,
mereka hanya tidur di pipir jalan dengan hanya beralaskan Koran. Sungguh tragis
memang kehidupan jalanan, tidak seperti yang kita bayangkan. Toni,Jaki,dan Dewi
sudah tertidur pulas. Susi masih melek karena teringat akan ibunya di kampung
halaman, Jaka menghampiri susi yang sedang sendiri. Dia mencoba untuk menghibur
Susi, dan mulai menunjukan tanda-tanda bahwa dia care sama Susi.
Ternyata diam-diam Susi
pun mempunyai perasaan yang sama dengan Jaka. Wah mereka saling suka. Tunggu
apalagi?? Hanya saja Jaka belum berani untuk mengungkapkan perasaannya pada
sang pujaan hati.
Perlahan tangan Jaka mulai menggenggam tangan Susi dan
menawarkan bahunya untuk jadi sandaran Susi. Suasana malam yang dingin terasa
lebih hangat dan romantis, Jaka merasa ingin selalu menemani dan menjaga Susi. Apalagi
Jaka sangat senang jika melihat Susi
tersenyum manis. Perlahan mata Susi mulai terpejam, dan dia pun tertidur
di bahu Jaka.
Hari yang sangat
melelahkan namun mengesankan, Karena SELALU DILEWATI BERSAMA ORANG-ORANG YANG
KITA CINTAI. Kebahagiaan tak harus bergelimang harta, namun harta yang
membutuhkan kebahagiaan. Malam telah berlalu, matahari telah memancarkan
sinarnya. Belum ada perubahan dalam hidup mereka, masih tetap seperti hari-hari
sebelumnya. Tapi mereka tak pernah menyerah untuk tetap berjuang demi
kelangsungan hidup mereka.
Seperti biasa setiap
pagi mereka tak pernah mandi, saat bangun tidur yang mereka rasakan hanyalah
rasa lapar. Tanpa berpikir panjang, mereka segera pergi mencari makanan.
Seketika itu mereka melihat seorang Kakek tua mendorong gerobak Bubur Ayam,
namun Kakek tua itu mendapat kesulitan. Roda gerobaknya bocor, Jaka dan
kawan-kawan segera menghampiri si Kakek, namun pemikiran si Kakek berbeda
karena Kakek mengira segerombolan anak muda itu akan membuat onar. Tapi setelah
Kakek lihat mereka malah membantu si Kakek membetulkan roda gerobaknya yang
bocor. Dan akhirnya selsailah pekerjaan mereka. Si Kakek pun memberikan Bubur
gratis pada mereka sebagai ucapan terimakasihnya. “Ternyata berbuat baik itu
menyenangkan yah,,selain perut kita kenyang kita juga bisa membantu
saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan,,” tutur Toni.
Saat mereka hendak pergi
ngamen, terlihat dari kejauhan segerombolan anak funk lain membawa senjata
tajam. Sebenarnya Jaka telah mengetahui maksud dari kedatangan segerombolan
anak funk tersebut yaitu untuk merebut daerah kekuasaan milik Jaka, namun Jaka
belum memberitahukan hal tersebut kepada teman-teman nya. “mereka mau apa
datang kemari,” Tanya Susi. “entahlah, aku juga tak tahu,” Dewi menjawab. “aku
lupa belum memberitahu kepada kalian tentang masalah ini, sebenarnya kedatangan
meraka kesini ingin merebut daerah kekuasaan kita, supaya daerah kekuasaan
mereka semakin luas. Namun aku tak akan biarkan hal itu terjadi, biar
bagaimanapun kita berhak atas daerah ini,” jawab Jaka. Mereka semua
berkata,”kita harus bersatu untuk melawan mereka semua sekuat tenaga.
Dan akhirnya terjadilah
tawuran secara besar-besaran, tak ada pihak lain yang ikut campur. Tak ada yang
berani keluar rumah saat tawuran itu terjadi. Meski Jaka dan teman-temannya
tidak membawa senjata, mereka tetap berjuang dengan tangan kosong. terjadilah
pertumpahan darah diantara kedua kelompok yang berbeda tujuan itu. Tanpa mereka
sadari datanglah sebuah mobil mewah yang dikawal oleh bodyguard yang bertubuh
kekar, sesaat itu pula pandangan mereka tertuju pada mobil mewah tersebut. Pria
tampan keluar dari mobil mewah berwarna hitam itu, dan ternyata pria tampan itu
tak lain adalah Shaleh. “ayo kalian lawan meraka,” perintah Shaleh kepada para
bodyguardnya tuk melawan kelompok anak funk yang tawuran dengan temannya itu.
Tanpa ada perlawanan dari para bodyguard Shaleh,mereka kabur karena ketakutan
melihat tubuh yang besar dan kekar.
Sekali lagi kata
terimakasih terucap dari bibir polos mereka, “kok kamu bisa ada disini,” Tanya
Toni. “sebenarnya maksud saya datang kesini, untuk menawarkan sesuatu pada
kalian,” Shaleh menjawab. Hah,, apa-apa??? Kamu mau ngajak kita makan siang
lagi,” Tanya Dewi. Apaan sih kamu Dew, yang ada di pikiran kamu hanya makanan
saja,, maksud aku tuh, aku mau nawarin kalian rekaman. Kebetulan aku punya
teman yang punya studio rekaman, dan aku lihat kalian punya bakat jadi
penyanyi,”tutur Shaleh. “Wah bener nih,, emang rezeki gak kemana yah,” Jaka
melanjutkan. Mereka sangat senang mendengar berita tersebut.
Hari demi hari telah
berlalu, sekarang mereka punya kesibukan lain yaitu mempersiapkan lagu untuk
rekaman. Mereka sudah tidak sabar lagi untuk segera terkenal, hayalan-hayalan
sudah mamenuhi pikiran mereka. Dan hari yang ditunggu-tunggu pun telah datang,
hari ini mereka akan rekaman. Mimpi-mimpi mereka selama ini akan segera
terwujud. Rekaman perdana mereka telah
selesai, semua berjalan lancar mereka tinggal menunggu hasilnya saja.
Sejak proses rekaman itu
nama mereka sangat dikenal di seluruh Indonesia, jelas saja lagu mereka sangat
popular. Tak jarang lagunya di putar di radio-radio.
Dari bulan ke bulan mereka kian menunjukan
axistensinya di dunia hiburan, dari jerih payah mereka slama ini mendatangkan kesuksesan
bagi mereka. “tak sia-sia kita banting-tulang tiap hari, ternyata Tuhan punya
rencana lain. Temen-temen akhirnya kita bisa sukses,” tutur Jaka.
“terimakasih ya Allah, kau telah berikan kami
kenikmatan yang tak ada duanya. Kami akan menjaga apa yang telah Engkau berikan
kepada kami” Toni menambahkan.
Tersirat di benak Jaka akan impian anak-anak funk
untuk membuat rumah singgah itu, Jaka pun sudah berniat akan mewujudkan impian
itu jika honor dari penjualan album perdananya sudah cair. Dan dia pun ingin
mempersunting Susi,Jaka ingin Susi jadi ibu dari anak-anak Jaka. Menghabiskan
sisa hidupnya bersama wanita yang ia cintai.
Berbeda dengan keinginan Jaki,yang ada di otaknya
adalah strategi-strategi untuk menjadi polisi yang handal menangkap penjahat.
Dan ingin mengabdikan diri pada Negara sebelum mempunyai anak dan istri.
Kehidupan mereka
terlihat lebih bersinar setelah masuk dapur rekaman. Pemasukan-pemasukan mulai
mengalir, jadi tidak usah berpanas-panasan di jalanan untuk mendapatkan sesuap
nasi saja. Tampilan mereka pun mulai dibenahi,agar terlihat lebih menarik dan
trendy, mulai dari gaya rambut hingga model pakaian mereka pun mulai dirubah.
Mereka pun ingin menjadi orang yang lebih baik dan mengikuti jejak langkah
Shaleh, kawan yang sangat baik bagi mereka. Beberapa minggu kemudian kehidupan
mereka menjadi lebih baik dan terlihat lebih fresh. Susi mulai merasa tertarik
pada Jaka. Dan dia ingin membalas cinta Jaka padanya. Suatu hari Jaka
memberanikan dirinya untuk mengungkapkan semua isi hatinya pada sang pujaan
hati. Jaka mengajak Susi dinner di salah satu café dekat taman kota. Susi pun
menerima ajakan Jaka.
Pada saat dinner nanti Jaka akan menyatakan cintanya
pada Susi.
Tibalah saat yang
ditunggu-tunggu itu, Jaka menjemput Susi. Begitu sampai di tempat Susi, Jaka
terlihat gugup dan malu-malu. Namun karena cintanya yang membara dia mencoba
untuk melawan semua rasa itu. Ketika pintu terbuka,,,,,Jaka terpesona dengan
penampilan Susi yang sangat berbeda itu, dia tampak lebih anggun dari biasanya.
Susi memakai gaun cantik dan mencoba memakai sepatu hak tinggi,meskipun belum
terbiasa dan masih terlihat sangat kaku. Sesampainya ditempat tujuan, mereka
mulai berbincang –bincang, saling meluapkan isi hati mereka.
“guee….pngen loe jadi ibu dari anak-anak kita Sus,,dan
guee pengen loe temenin guee sampe jantung gue gak berdetak lagi,,”tutur Jaka.
Susi hanya bisa tersenyum manis dan menganggukan kepala dengan perlahan sebagai
tanda bahwa dia menerima lamaran Jaka. Mulai saat itu Jaka dan Susi serius
menjalin hubungan. Dan berencana melanjutkan ke jenjang pernikahan. Malam
hampir larut. Susi pun mengajak Jaka pulang. Sepanjang perjalanan pulang mereka
sangat bahagia, dan itu adalah malam pertama mereka ngedate bareng.
“Gue gak mimpi
kan???....gue bener-bener seneng banget malem ini..cinta gue bisa loe
trima Sus..kalo ja gue tau loe bakalan
nerima gue pasti dari dulu gue dah nembak loes”ucap Jaka dalam benaknya.
Sampailah di depan kediaman Susi, Jaka mengucap kata perpisahan dengan lembut
dan memberikan ciuman hangat di kening Susi.
Keesokan harinya anak-anak “pink-nya funk” mulai
membuat single kedua mereka. Hari demi hari pasti mereka mendapat pengalaman
baru, dan karir mereka semakin melejit. Tinggal selangkah lagi menuju masa
depan yang cerah.
Satu jam kemudian Shaleh memberikan sejumlah uang
tunai, tentunya anak-anak ini sangat kegirangan. Jaka kemudian berunding
sejenak dengan teman-temannya, mereka ingin menggunakan uang tersebut dengan
tepat dan digunakan untuk membantu yang lebih membutuhkan.
Akhirnya Toni
menyarankan agar sebagian dari uang itu diberikan untuk anak-anak yatim di
panti, dan anak-anak “pink-nya funk” yang lain pun setuju.Mereka kemudian pergi
dengan segera menuju panti asuhan, niat
mereka sungguh mulia, meskipun dari luar terlihat bringasan namun hati mereka
pink ( baik hati dan tidak sombong). Sesampainya di panti, sambutan dari
pemilik tempat itu sangat baik dan ramah. Jaka menuturkan niat mulianya pada Bu
Endah, kepala panti Kasih Bunda. Bu Endah sangat bersyukur karena masih ada
yang memperdulikan nasib anak yatim, apalagi mereka ini adalah anak-anak funk
yang terkesan tukang buat onar dan meresahkan masyarakat. Tapi menilai itu tak
harus dari penampilan luarnya saja, kita harus melihat isi hatinya juga.
Seharian anak-anak funk
itu menghabiskan waktu bersama anak Kasih Bunda, berbagi kisah dengan mereka,
dan mereka sadar betapa pentingnya arti sebuah keluarga dalam hidup ini. Tanpa
keluarga kita bukanlah apa-apa. Tak bisa hidup dengan seorang diri, karena
manusia adalah makhluk social yang membutuhkan bantuan orang lain. Hmmmm….
Inilah hidup.!!
Lucunya…. Jaka dan Susi membayangkan bagaimana jika
mereka mempunyai anak kelak, mereka ingin mempunyai 3 orang anak. Terlebih lagi
Susi itu menyukai anak kecil. Jadi mereka tidak merasa kaku menghadapi anak
kecil.
Karena hari semakin sore, anak funk itu pamit pulang, pada
anak-anak panti juga pada ibu Kepala panti. Para anak yatim itu berharap mereka
sering-sering datang menjenguk mereka.
Tak terasa hari semakin gelap, Jaka dan kawan-kawan
ingin melepas rasa lelah, mereka semua pergi ke pantai. Dan menginap di Villa
Permata milik Shaleh. Yang tak lama lagi Villa itu akan jadi milik anak “pink-nya
funk” sebagai hadiah dari Shaleh, sang sahabat sejati.
Suasana pantai yang dingin, namun tetap teras hangat
karena kebersamaan dengan orang-orang yang disayangi. Suara debur ombak yang
melintas di telinga membuat suasana pantai semakin terasa mengesankan. Ditambah
dengan iringan music gitar yang dimainkan Toni, mereka bernyanyi bersama untuk
menambah kehangatan malam itu.
Hidup ini sulit ditebak, karena sudah ada yang
mengaturnya dan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi sebelum kita
melewatinya. Seperti halnya kisah hidup anak-anak funk ini. Seminggu kemudian
Jaka dan kawan yang lain ingin mewujudkan satu lagi impian mereka, membangun
sebuah rumah singgah untuk mengenang masa-masa bahwa mereka adalah sekelompok
anak funk sebelum mereka menjadi sukses seperti sekarang ini.
Karena mereka sudah punya uang banyak maka mereka bisa
membangun rumah singgah itu dalam waktu satu minggu. Tempat itu dibuat khusus
untuk tempat singgah para anak-anak funk lain. Akhirnya keinginan mereka bisa
tercapai, tak sekedar mimpi di siang bolong saja.
Dua hari setelah itu, Jaka melamar Susi dan mereka
ingin melangsungkan pernikahan di Rumah Singgah itu. Pestanya sangat meriah,
dan tamu yang datang pun sungguh unik, teman karir mereka juga sebagian dari
anak-anak seperjuangan, datang hanya untuk sekedar mengucapkan selamat.
Akhirnya hidup mereka bahagia,,seiring waktu bergulir…..
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar