Tiga
Orang Pendaki Gunung
Ada 3 orang pendaki, mereka bersama-sama pergi
mendaki sebuah gunung yang sangat tinggi. Mereka bertiga mempunyai keunikan
tersendiri.
Orang yang pertama, mempunyai kebiasaan mendaki salah langkah
membalikkan badannya melihat jalan yang dilalui. Dia sangat sadar akan apa yang
dilakukannya.
Ia ingin mengetahui prestasi yang
sudah dicapai sehingga dia selalu membalikkan badannya melihat sudah berapa tinggi
dia mendaki?
Dengan demikian, ketika dia telah
mendaki beberapa saat, dia merasa dia sudah mendaki sangat tinggi, didalam
hatinya berpikir.
”Seharusnya sudah mendekati puncak,”
katanya dalam hati.
Dia mengangkat kepalanya melihat
keatas, tetapi puncak gunung sama sekali belum kelihatan. Orang ini mulai
merasa bosan, dia merasa dirinya sedang melakukan hal yang sangat tidak
berguna.
”Sudah setengah harian saya mendaki,
masih tetap hanya berada di kaki gunung,
sebenarnya sampai kapan saya baru bisa mencapai puncak? Oleh sebab itu
untuk apa sih yang bersusah payah mendaki? Lebih bagus saya cepat pulang ke
rumah saja," gumamnya. Lalu dia berbalik turun kembali.
Orang yang kedua, dengan semangat
berjalan cepat langsung sampai di tengah gunung. Hal ini bukan hal yang mudah,
tidak hanya orang lain memuji dia, dia sendiri juga merasa bangga dapat
demikian cepat berjalan tanpa berhenti sampai ke pertengahan gunung.
Oleh sebab itu dia kemudian berhenti
dan beristirahat, matanya memandang sejenak kebawah gunung dan keatas gunung,
didalam hatinya merasa bangga atas prestasi yang dicapai.
”Coba lihat betapa hebatnya saya ini
dapat sekali jalan tanpa berhenti demikian cepat sampai di pertengahan gunung.
Saya sudah mendaki demikian tinggi sudah cukup capek. Dengan prestasi yang
demikian cemerlang, saya harap setengah dari perjalannya selanjutnya saya ingin
kalian semua menandu saya naik keatas, saya anggap permintaan saya ini tidak
keterlaluan!’ katanya.
Perkataannya ini bukan bercanda, dia
benar-benar menginginkan hal ini terjadi. Oleh sebab itu dia hanya duduk disana
beristirahat dan menunggu orang lain menandu naik keatas, tetapi tidak ada
seorangpun yang mau menandunya, dia hanya dapat duduk menungu dan menunggu.
Jika dia sendiri tidak naik atau turun gunung, mungkin sampai hari ini dia
masih tetap duduk disana karena tidak ada orang yang mau menandunya.
Orang yang ketiga adalah seorang yang
sangat sederhana, karena sifatnya yang yang sederhana maka dia beranggapan
mendaki gunung bukanlah sebuah hal yang gampang, bukan juga hal yang terlalu
sulit. Dia beranggapan jika orang lain bisa mendaki dirinya juga harus bisa,
jangan memandang remeh diri sendiri tetapi jangan pula terlalu membanggakan
diri sendiri.
Dengan demikian, dapat kita lihat dia
melangkah selangkah demi selangkah mendaki, oleh sebab itu selangkah demi
selangkah dia semakin mendekati puncak gunung, akhirnya benar saja dengan
sukses dia berhasil mencapai puncak gunung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar