Dahulu kala, ada seorang pemuda
yang tinggal di tepi pantai. Dia sangat menyukai burung camar. Sebaliknya
burung-burung camar juga sangat senang mendekati dia.
Setiap hari ketika subuh dia naik
perahu pergi mencari ikan, sekelompok burung camar ini akan terbang di
sekeliling perahunya.
Ada yang hinggap diatas atap
perahunya, ada yang hinggap di atas kemudi perahunya, ada yang berada di atas
pundak, kaki dan di dalam perahunya, dia akan bermain dengan gembira dengan
burung-burung camar tersebut.
Akhirnya, setelah ayah pemuda ini
mengetahui hal itu lalu berkata kepadanya.
“Saya mendengar orang lain
berkata, bahwa kamu sering bermain dengan burung camar di laut, benarkah?
Dapatkah engkau menangkap beberapa ekor burung camar ini dan bawa pulang ke
rumah supaya saya juga bisa bermain dengan mereka?” Kata si Ayah.
Pemuda ini dengan percaya diri
menjawab, ”beres, itu sih masalah gampang.”
Keesokan harinya, pemuda ini sejak
subuh sudah keluar dari rumah, dia mengendarai perahunya menuju laut lepas. Dia
menunggu kedatangan para burung-burung camar, tetapi, burung-burung camar yang
cerdik ini dapat melihat gelagat pemuda ini tidak benar, mereka hanya terbang
berkeliaran di atas perahunya, tidak ada seekor pun yang bermaksud hinggap di
dalam perahunya.
Ketika pemuda ini mengulurkan
tangannya ingin menangkap burung-burung camar ini, burung camar ini dengan
segera terbang tinggi ke langit, melihat keadaan demikian pemuda ini hanya
dapat memelototkan matanya tanpa bisa berbuat sesuatu.
Saling berhubungan jika ingin
mencapai pada taraf saling bersahabat, yang pertama-tama yaitu harus timbul
rasa tulus diantara kedua belah pihak. Rasa tulus dan persahabatan biasanya
akan terlukis dalam wajah anda, tercermin dari pancaran mata anda.
Binatang juga bisa membaca ekpresi
tersebut, manusia juga demikian. Apabila engkau menganggap diri sendiri lebih
hebat dan lebih pintar, timbul niat jahat untuk melukai teman, sudah pasti
teman akan menjauhi dan meninggalkan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar