ketidak sesuaian antara hasil yang dicapai antara
pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan demand (permintaan) dan
supply (penawaran) dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan masih
rendah, kata Darlaini di Serang, Jum’at.
Ia menjelaskan, lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja
umumnya tidak sesuai dengan tingkat pendidikan atau ketrampilan yang dimiliki.
“Umumnya perusahaan atau penyedia lapangan kerja membutuhkan tenaga
yang siap pakai, artinya sesuai dengan pendidikan dan ketrampilannya, namun
dalam kenyataan tidak banyak tenaga kerja yang siap pakai tersebut. Justru yang
banyak adalah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan job yang disediakan,”
katanya.
Dosen di Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) ini juga
mengatakan bahwa pengangguran masih tinggi karena permintaan kerja sangat
sedikit dibandingkan tenaga kerja yang tersedia.
Penyebab lain, kata dia, kualitas SDM itu sendiri yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan di lapangan, antara lain dikarenakan penciptaan SDM oleh
perguruan tinggi yang belum memadai, atau belum mencapai standar yang
ditetapkan.
Menurut dia, SDM yang tidak memadai ini bisa disebabkan kurikulum
perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri, dan juga
anggaran yang disediakan pemerintah untuk sektor pendidikan yang masih rendah
sehingga yang dihasilkanpun tidak mencapai ‘buah’ yang maksimal.
Mensiasati untuk meminimalisasikan pengangguran di Indonesia, Pembantu
Dekan I di Fakultas Ekonomi Untirta ini mengatakan, para pendidik di perguruan
tinggi jangan lagi berorientasi pada penciptaan tenaga kerja, tetapi harus
diarahkan penciptaan terhadap lapangan kerja atau kewirausahawan.
Di Untirta, kata Darlaini, telah dibentuk ‘Enterprenuer University’
atau Universitas kewirausahawan, sebagai antisipasi untuk membawa mahasiswa
yang tidak lagi berorientasi pada mencari kerja, tetapi diarahkan untuk dapat
menjadi pencipta usaha.
“Kita berharap mahasiswa tersebut jika telah lulus dapat mandiri
dengan membuka usaha sendiri sesuai dengan ilmu yang diperolehnya. Bukan lagi
tamatan universitas pencari kerja, tetapi pencipta kerja,” kata Darlaini seraya
menambahkan walaupun tidak mudah karena butuh modal dan keberanian mengambil
resiko, tetapi cara tersebut diperlukan dalam masa sulit mencari kerja seperti
saat ini.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7
macam:
- Pengangguran
friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara
yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara
pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan
pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan
kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan
akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya.
- Pengangguran
konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
- Pengangguran
struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
- Akibat permintaan
berkurang
- Akibat kemajuan dan
pengguanaan teknologi
- Akibat kebijakan
pemerintah
- Pengangguran
musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian
yang menanti musim durian.
- Pengangguran
siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas
naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
- Pengangguran
teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat
perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
- Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus
disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
[sunting]Penyebab
Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalamperekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosiallainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan
efek psikologis yang
buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar